Rabu, 09 Mei 2012

TENTANG HADIST LALAT

Rasulullah bersabda,
“Apabila seekor lalat jatuh ke dalam gelas salah seorang dari kalian, maka celupkanlah lalat itu lalu angkatlah (buanglah) karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap satunya terdapat obat.” (Bukhari & Muslim)
Banyak yang menolak dan mengingkari hadits ini dengan alasan menyalahi realitas dan bahkan ilmu kedokteran. Benarkah demikian?
Kepada para penolak hadits lalat ini, berikut sebuah bukti bagaimana benarnya Nabiullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, dan bagaimana mukjizat beliau akhirnya terkuak oleh sains dan pengetahuan modern.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tim Departemen Mikrobiologi Medis, Fakultas Sains, Universitas Qashim, Kerajaan Arab Saudi, beberapa peneliti muda yang terdiri dari Sami Ibrahim at-Taili, Abdurrahman al-Misnid dan Khalid al-UtaibĂ®. Yang dibimbing oleh Dr. Jamal Hamid, dan dikoordinasi oleh DR. Shalih ash- Shalih (seorang da’i terkenal di Eropa), melakukan penelitian tentang analisa mikrobiologi tentang sayap lalat. Laporan ini mereka presentasikan pada acara “Student Research Seminar” di Universitas Qashim, KSA.
Metode yang mereka gunakan cukup sederhana, yaitu mengkultivasi (menumbuhkan) air steril yang telah dicelupkan lalat ke Media Agar (media yang berasal dari musilaginosa kering yang diekstrak dari ganggang mereh, yang mencair pada suhu 100°C dan memadat pada suhu 40°C yang tidak dapat dicerna oleh mikroba) kemudian mengidentifikasi mikroba yang tumbuh.
Lalat yang digunakan ada beberapa spesies, dan sample yang digunakan untuk tiap spesies terdiri dari dua sample, yaitu
  1. Sample air steril, dimana lalat dimasukkan sedemikian rupa sehingga yang masuk ke Media Agar hanya pada bagian sayap lalat saja.
  2. Sample air steril yang dimasukkan lalat (dicelup) seluruh tubuhnya.
Semua ini dilakukan secara aseptis (bebas mikroba) di ruangan khusus, untuk menghindari terjadinya kontaminasi luar yang akan membuat hasil penelitian menjadi bias.
Setelah itu, sampel air tadi dikultivasi ke Media Agar dan diinkubasi selama beberapa hari sehingga kultur (biakan) mikroba tumbuh dan tampak secara jelas. Kemudian hasil kultur mikroba diidentifikasi untuk mengetahui jenis mikroba tersebut.
Berikut ini adalah hasilnya:

Spesies Lalat A

Cawan Petri 1: Sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya terbenam).
Cawan Petri 2: Sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya.
Hasil Penelitian:

Pada Cawan Petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe E. Coli, yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada Cawan Petri 1, pada awal mulanya tampak tumbuh koloni kecil tipe E. Coli, namun pertumbuhannya terhambat oleh mikororganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang dapat memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotik yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi.

Spesies Lalat B

Cawan Petri 1: Sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya terbenam).
Cawan Petri 2: Sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya.
Hasil Penelitian:

Pada Cawan Petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe Coynobacterium dephteroid, yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada Cawan Petri 1, tumbuh mikororganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotic yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan ersifat antibakteri dan antifungi.

Spesies Lalat C

Cawan Petri 1: Sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya terbenam).
Cawan Petri 2: Sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya.
Hasil Penelitian:

Pada Cawan Petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe Staphylococcus, yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada Cawan Petri 1, tumbuh mikroorganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotik yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi. Hasil yang serupa diperoleh untuk jenis lalat lain yang banyak mengandung bakteri patogen Salmonella sp. dan Proteus sp., yang terhambat oleh pertumbuhan Actinomyces.

Kesimpulan

Masuknya lalat pada makanan atau minuman, dengan dan tanpa dicelup, ternyata memberikan hasil berbeda yang secara signifikan. Hal ini membenarkan apa yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, bahwa pada sayap lalat itu terdapat penyakit sekaligus penawarnya.
Subhanallah, 14 abad yang lalu, seseorang bisa memberikan informasi seperti ini tanpa ada riset. Masihkah ada yang mencoba menyangkal kerasulan Beliau?
Maha benar Allah dan Maha benar Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam yang menjadi penyampai wahyu-Nya .
Referensi lebih detail bisa dilihat di sini:
http://abiubaidah.com/keajaiban-hadits-lalat.html/

Selasa, 08 Mei 2012

DNA, Bukti Hubungan Nasab?

REPUBLIKA.CO.ID, Sejak dibuktikan pertama kali oleh Oswald Avery pada 1944, bahwadeoxyribonucleic acid (DNA) bisa dijadikan sebagai penguat akurasi keterkaitan hubungan nasab, ia pun dijadikan alat bukti kuat bagi beberapa kasus seperti kriminalitas dan bantahan atau pengukuhan atas klaim nasab seseorang. 

Tes DNA yang pernah dilakukan terhadap mantan presiden AS, Thomas Jefferson, misalnya sempat menggemparkan. Kajian itu menyimpulkan bahwa salah satu pendiri Negara Paman Sam terbukti memiliki anak dari perempuan berkulit hitam. Meskipun temuan itu mendapat penolakan dari para ahli dari kulit putih.

Di Rusia, metode yang sama juga digunakan untuk mengidentifikasi sejumlah mayat yang diduga adalah keluarga Kaisar Nicholas II. Keberadaan mereka tak dapat dilacak, pasca hukuman mati yang berlangsung pada 1918. Setelah membandingkan dengan DNA keluarga yang masih hidup, dinyatakan bahwa mayat-mayat itu adalah keluarga sang kaisar. 

Dalam Islam, hubungan nasab pada dasarnya diketahui antara lain dengan adanya hubungan pernikahan yang sah. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah yang menyatakan bahwa anak adalah hasil hubungan suami-istri yang sah (alwalidu li al firasy). 

Pengkuhan nasab juga bisa ditempuh dengan persaksian (bayyinah) oleh dua orang laki-laki yang memenuhi syarat. Cara selanjutnya berupa pengakuan bapak biologis di hadapan pengadilan (iqrar).

Kemunculan DNA, menciptakan diskusi menarik di kalangan ahli fikih. Terlebih, isu DNA belum pernah muncul di kajian fikih klasik. Konsensus ulama pun terkait masalah ini belum pernah didapati. Sedangkan perselisihan soal terkait atau tidaknya nasab itu sendiri pada dasarnya bisa dipicu oleh faktor sepele. Perbedaan kulit misalnya. 

Konon, permasalahan tersebut pernah terjadi di antara Usamah dan Zaid bin Haritsah. Hubungan nasab antar keduanya sempat dipersoalkan. Pasalnya, kulit Usamah berwarna hitam. Sedangkan sang ayah, Zaid, berkulit putih.

Pendapat ulama  
  
Pertemuan Komite Fikih Islam ke-16 yang digelar di Makkah 2002 dan dihadiri oleh ulama dan pakar di bidang kedokteran, menghasilkan beberapa rekomendasi terkait penggunaan DNA untuk memastikan nasab antara lain yaitu, DNA digunakan dengan penuh kehati-hatian dan prosedur yang ketat. Kaidah penetapan nasab yang telah diakui syariat, harus lebih dikedepankan. 



Selain itu, DNA tidak boleh dipergunakan untuk menafikan nasab yang telah dipastikan kebenarannya secara syariat. 

Penggunaan DNA diperbolehkan dalam kondisi-kondisi tertentu, misalnya tidak teridentifikasinya nasab karena beberapa faktor seperti ketiadaan bukti fisik ataupun bukti tertulis. 

Menurut komite ini pula, DNA sah dipakai untuk mengidentifikasi bayi-bayi yang tertukar ketika berada di rumah sakit. 

Menurut Syekh Yusuf Al-Qardhawi, DNA tak bisa dijadikan bukti pengukuhan nasab dari hasil perbuatan zina. Meskipun syariat menekankan pentingnya pengukuhan nasab, tetapi khusus dalam kasus zina, hal itu harus ditutupi. 

Menutupi aib dari zina penting dilakukan agar tatanan sosial masyarakat Muslim tetap terjaga dan tindakan keji tersebut tidak menjalar dan menjadi hal biasa di tengah-tengah mereka. 

Rasulullah SAW pernah mengomentari sikap sahabat yang menolak pengakuan berzina dari Ma’iz bin Malik. “Tidakkah engkau tutupi dengan ujung pakaianmu,” sabda Rasulullah. Tetapi dalam kasus tertentu, DNA bisa digunakan seperti sebagai bukti atas tuduhan berzina yang ditujukan seseorang.    

Dalam pandangan Mufti Dar Al-Ifta, Mesir, Syekh Ali Jum’ah, sesuai dengan kaidah yang berlaku di kajian fikih Islam, nasab seorang anak—apa pun kondisinya—akan tetap kembali ke ibu. Hal ini sesuai dengan ayat “Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka.” (QS. Al-Mujaadilah: 2). 

Pengukuhan nasab anak ke ayahnya hanya melalui pernikahan yang sah. Namun, penggunaan DNA dianggap boleh saat kondisi tertentu. Misalnya, ketika seorang suami ingkar terhadap anak kandungnya dari pernikahan sah. Sementara di saat bersamaan, tak ditemukan bukti atau dokumen pernikahan. DNA dalam kasus seperti ini sah digunakan. Tes DNA juga boleh dipergunakan ketika terjadinya kasus bayi tertukar.   

Pelita Online - Alhamdulillah, Kini Umat Islam di AS Bisa Berpolitik

Pelita Online - Alhamdulillah, Kini Umat Islam di AS Bisa Berpolitik

APAKAH ANDA MATRE?

simpel aja cara mengukur kita termasuk mata duitan (alias matre) atau tidak:
PERTAMA, kita merasa bangga atas apa yang kita punya saat berhadapan dengan orang yang lebih lemah.
KEDUA, kita merasa minder ketika berhadapan dengan orang yang lebih mampu.

#nggak selalu jelek sih, asal jangan T.E.R.L.A.L.U.

POLISI JUAL (IJIN) SENJATA API UNTUK KORUPSI?

"Polri ternyata sudah gila-gilaan mengumbar pemberian izin senjata api bagi warga sipil. Berdasarkan ketentuan pemerintah, untuk tahun 2012, Polri hanya diizinkan mengeluarkan izin senjata bagi warga sipil sebanyak 2.608 unit. Tapi faktanya Polri sudah keluarkan ijin senjata sebanyak 18.030 unit," ungkap Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta Saputra Pane kepada PelitaOnline, Selasa (8/4).Jumlah itu berarti melebihi 700 persen dari kuota yang ditetapkan pemerintah. Hal itu berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 2011 tentang APBN 2012, pemerintah telah mematok nilai Rp2.608.425.000 untuk pendapatan penerbitan surat izin senjata api dan bahan peledak. Selain itu, sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 50 Tahun 2010 tentang PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) dinyatakan bahwa setiap izin senjata api dikenai biaya Rp1 juta."Artinya di tahun 2012, Polri hanya diperbolehkan mengeluarkan 2.608 izin senjata bagi warga sipil," jelasnya.Namun, menurut Neta, ternyata Polri telah mengeluarkan izin sebanyak 18.030 pucuk senjata. Sehingga, lanjutnya, Polri sudah mendapatkan dana Rp18 miliar dari pemberian izin senjata hingga Mei 2012. Sementara yang akan disetorkan ke kas pemerintah hanya Rp2,6 miliar saja. Sehingga ada selisih dana Rp15,4 miliar."IPW mendesak BPK melakukan audit forensik terhadap izin senjata ini dan KPK segera melakukan investigasi terhadap penyelewengan dana di balik pemberian izin senjata api ini," tandasnya.

Louis Naufal Auliya'ulhaq

Louis Naufal Auliya'ulhaq
Anak pertama: cakep dan nakal

Sakha Imtiyaz Aisy Afrah

Sakha Imtiyaz Aisy Afrah
Anak kedua: smart, selalu mengalah (untuk menang)

BNI 46 Yogyakarta


Malioboro, Yogyakarta

Benteng Vredeburg Yogyakarta

Istana Kepresidenan, Yogyakarta

Tour Paud Baituttaqwa

Tour Paud Baituttaqwa

Tour Paud Baituttaqwa

Tour Paud Baituttaqwa

Tour Paud Baituttaqwa

Tour Paud Baituttaqwa
Pantai Depok, Yogyakarta

Tour Paud Baituttaqwa

Tour Paud Baituttaqwa
Pantai Depok, Yogyakarta

Tour Paud Baituttaqwa

Tour Paud Baituttaqwa

Tour Paud Baituttaqwa

Tour Paud Baituttaqwa
Pantai Depok, Yogyakarta

Tour Paud Baituttaqwa

Tour Paud Baituttaqwa
Gembiraloka, Yogyakarta

Tour Paud Baituttaqwa

Tour Paud Baituttaqwa
Gembiraloka, Yogyakarta