atau biasa dipanggil mas IWAN adalah putra goranggareng asli, kelahiran 13 April 1975. seorang manusia biasa seperti masyarakat kebanyakan yang mencoba untuk hidup lebih baik, berguna untuk keluarga dan tetangga. tidak ada yang spesial pada dirinya kecuali wataknya yang keras kepala namun berhati emas.... atau setidaknya perak.... atau perunggu.... atau apa saja, tergantung dari mana kita memandangnya, siapa yang menilai, dan untuk kepentingan apa penilaian itu. he...he...he.....
Senin, 29 Juli 2013
Senin, 15 Juli 2013
Senin, 08 Juli 2013
Seputar Batu Ginjal
Mari kita langsung menuju ke pokok permasalahan. Di dalam dunia kedokteran, batu ginjal disebut juga kidney stone(s) atau nephrolithiasis. Risiko berulang/kambuhnya batu ginjal setelah episode tunggal sekitar 50% setelah 10 tahun.
Penyebab Beragam faktor turut berkontribusi sebagai penyebab batu ginjal. Misalnya saja faktor metabolik, yaitu: 1. hypercalciuria, 2. hypocitraturia, 3. hyperoxaluria, 4. hyperuricosuria, 5. ketidaknormalan kadar keasaman urine (abnormally low urinary pH).
Faktor lingkungan dan diet, misalnya: 1. tingginya natrium di dalam air seni (high urinary sodium), 2. rendah/sedikitnya volume air kemih (low urine volume).
Klasifikasi Beberapa tipe batu ginjal: 1. kalsium oksalat, 2. kalsium fosfat, 3. struvite (magnesium ammonium phosphate) disebut pula batu infeksi (10-20%), 4. uric acid (10-12%) dan beragam tipe urat lainnya, 5. cystine (kurang dari 1%), 6. tipe lainnya, seperti: triamterene, indinavir (jarang)
Kebanyakan batu ginjal adalah tipe kalsium (oxalate dan phosphate) yang mencapai 75%, sedangkan yang murni kalsium fosfat hanya sekitar 5%. Referensi lain menyebutkan bahwa 70-80% batu ginjal (kidney stones) berasal dari kalsium oksalat dan/atau kalsium fosfat.
Batu struvite terdiri dari struvite (MgNH4PO46H2O) dan carbonate apatite (Ca10[PO4]6CO3). Matrix batu ini berasal dari beragam produk bakteri misalnya: mukoprotein air seni (urinary mucoproteins).
Potret Klinis Tanda dan gejala yang dialami oleh penderita batu ginjal amat dipengaruhi oleh multifaktor, misalnya: 1. posisi atau letak batu, 2. ukuran batu, 3. beragam faktor penyulit/komplikasi yang mungkin terjadi
Penderita batu ginjal paling sering merasakan keluhan berikut ini: 1. nyeri pinggang/panggul, terkadang nyeri ini bisa menjalar ke paha. Batu yang menyumbat sebagian organ tubuh seperti ginjal (pelvis renalis, tubulus renalis), ureter (saluran kemih), berpotensi mengakibatkan penderita merasa nyeri punggung. Bahkan, penderita terkadang juga merasakan kolik renalis (nyeri hebat di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, menjalar ke perut, kemaluan, dan paha bagian dalam), 2. warna air kencing menjadi merah/kemerahan (hematuria), seperti air cucian daging, 3. demam (biasanya bila ada/disertai infeksi saluran kemih), 4. terkadang tanpa gejala apapun. Pada penderita ini, batu seringkali ditemukan pada saat evaluasi/pemeriksaan urin di laboratorium (berupa microscopic/gross hematuria), 5. Pada beberapa kasus batu saluran kemih, penderita dapat mengalami mual dan muntah, perut menggelembung, menggigil, dan mungkin juga sering buang air kecil, terutama saat batu melewati ureter (saluran kemih).
Pemeriksaan Penunjang Sebelum memastikan diagnosis batu ginjal, dokter akan menyarankan pemeriksaan berikut ini: 1. pemeriksaan laboratorium (analisis urin rutin atau urinalisis, sedimen urin, kultur urin, fungsi/faal ginjal, kadar elektrolit seperti: kalsium, oksalat, fosfat, asam urat), 2. pemeriksaan pencitraan (imaging), seperti: foto polos abdomen (perut), IVP (Intra Venous Pyelography), RPG (Retrograde Pyelography), ultrasound, spiral CT, atau USG (ultrasonografi). Berkonsultasilah ke dokter untuk pemilihan pemeriksaan penunjang yang sesuai, tepat, akurat, dan hemat.
Solusi Kolik diatasi dengan suntikan (injeksi) spasmolitik, yaitu: atropin 0,5 - 1 mg i.m untuk dewasa. Bila disertai infeksi, maka dokter akan memberikan antibiotik, misalnya: kotrimoksazol 2 x 2 tablet atau amoksisilin 500 mg peroral 3 x sehari untuk dewasa.
Minum banyak air putih akan meningkatkan pembentukan urin dan membantu keluarnya batu. Jika batu telah keluar, maka tidak perlu diobati. Batu yang berada di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran 1 cm atau kurang, dapat dihancurkan dengan gelombang ultrasonik, menggunakan ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy). Pecahan batu dibuang melalui air kemih (urin).
Pada kasus batu ginjal tipe calcium oxalate, maka dokter akan mempertimbangkan beberapa kondisi berikut ini: 1. Hypercalciuria: diet rendah natrium (low-sodium diet), diet asam lemak omega 3, obat golongan diuretik thiazide, 2. Hyperoxaluria: pembatasan kalsium meningkatkan risiko terbentuknya batu melalui mekanisme peningkatan ekskresi oksalat, 3. Hypocitraturia: potassium citrate jika terdapat hypocitraturia (kadar urine citrate kurang dari 300 mg/hari), 4. Hyperuricosuria: mengurangi intake (asupan) purin, diberi terapi allopurinol.
Pada kasus batu ginjal tipe calcium phosphate, maka dokter akan merekomendasikan diet rendah natrium (low-sodium diet), diet asam lemak omega 3, obat golongan diuretik thiazide. Diberi potassium citrate jika dijumpai kondisi hypocitraturia. Pada kasus batu ginjal tipe uric acid, maka jika kadar asam urat meningkat, maka dokter akan merekomendasikan diet purine dan/atau memberikan allopurinol. Jika dijumpai kondisi urine acidic, maka dokter akan mempertimbangkan pemberian potassiumcitrate.
Pada kasus batu ginjal tipe struvite, maka dokter akan merekomendasikan pemberian antibiotik yang sesuai atau melakukan prosedur urologis untuk membuang batu. Pada kasus batu ginjal tipe cystine, maka dokter akan merekomendasikan: 1. pemberian banyak asupan cairan (high fluid intake) untuk menurunkan konsentrasi atau kadar cystine di dalam urin (sampai kurang dari 300 mg/hari), 2. melakukan alkalinize urine, 3. memberikan medikasi (terapi) dengan obat kelompok sulfhydryl untuk menurunkan kadar cystine di dalam urin.
Jadi pada intinya, penderita batu ginjal sebaiknya menjalani modifikasi diet, termasuk pembatasan asupan natrium (restricted intake of sodium), oxalate, dan protein hewan. Terapi obat, seperti: thiazide atau indapamide untuk mengendalikan keadaan hypercalciuria, potassium citrate untuk mengkoreksi hypocitraturia dan ketidaknormalan kadar asam di dalam urine (undue urinary acidity), allopurinol untuk co-existing hyperuricemia atau marked hyperuricosuria. Kemolisis oral dianjurkan untuk penderita batu asam urat. Caranya: beri banyak asupan cairan (lebih dari 2000 ml/24 jam), alkalinisasi urin (kalium sitrat 3 x 6–10 mmol, natrium kalium sitrat 3 x 9 – 18 mmol dan natrium bikarbonat 3 x 500 mg).
Jika dijumpai hiperurikosuria (> 1000 mg/hari) dengan hiperurisemia diberikan allopurinol 300 mg/hari. Penyesuaian dosis obat dilakukan pada penderita dengan insufisiensi (gangguan fungsi/kelainan) ginjal. Penderita batu ginjal tidak selalu harus dioperasi. Beberapa kasus batu ginjal dapat keluar secara otomatis tanpa harus dioperasi. Batu yang berukuran kurang dari 5 mm berpotensi 80% kemungkinan keluar secara otomatis. Operasi/tindakan pembedahan dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan, seperti: bentuk, ukuran, dan letak batu.
Penderita perlu dirujuk ke rumah sakit bila ada indikasi operasi, seperti: 1. ukuran batu lebih dari 5 mm, 2. terdapat obstruksi (sumbatan) sedang/berat atau menetap (persisten) dengan risiko kerusakan ginjal, 3. ada batu di saluran kemih (terutama di bagian proksimal), 4. ada infeksi berulang, 5. selama pengobatan dan evaluasi, batu tidak dapat turun/keluar, 6. nyeri yang menetap (persisten), meskipun telah diberi obat, 7. disertai / terdapat infeksi saluran kemih, 8. ada risiko pionefrosis atau urosepsis, 9. obstruksi bilateral
Herbal (Tanaman Obat) Untuk herbal, Hendrychová H, Tůmová L. (2012) telah meneliti lima spesies Bergenia, yaitu: 1. Bergenia ciliata (Haw.) Sternb, 2. Bergenia stracheyi Engl., 3. Bergenia crassifolia (L.) Fritsch, 4. Bergenia ligulata (Wall.) Engl, 5. Bergenia himalaica Boriss.
Kelima tanaman obat ini berasal dari pegunungan di Asia Timur dan Tengah> Semuanya berasal dari genus Bergenia, keluarga Saxifragaceae. Herbal ini memiliki beragam kandungan/zat berkhasiat obat, seperti bergenin, norbergenin, catechin, gallic acid, arbutin, dan beragam polyphenol lainnya.
Selain sebagai obat untuk batu ginjal atau batu saluran kemih, herbal yang telah lama digunakan sebagai obat tradisional di China, Nepal, dan India ini juga efektif sebagai terapi batuk, penyakit paru-paru, menghentikan perdarahan, meningkatkan kekebalan tubuh. Tentunya diperlukan riset lanjutan untuk mengetahui efektivitasnya.
sumber: detikhealth